Politisi BJP Hina Nabi Muhammad, Syarikat Islam: Indonesia Harus Tuntut Permintaan Maaf India

Senin 20-11-2023,16:23 WIB
Reporter : Admin 07
Editor : Admin 07

JAKARTA - Pemerintah Indonesia harus segera mengutuk dan menuntut permintaan maaf atas tindakan politisi partai penguasa India, Bharatya Jannata Party (BJP), yang dinilai telah menghina Nabi Muhammad dan merendahkan agama Islam. Begitu yang ditegaskan oleh Koordinator Desk Anti-Islamofobia Syarikat Islam, Ferry Joko Juliantono dalam keterangannya yang diterima redaksi pada Senin (6/6). Pernyataan tersebut merujuk pada komentar jurubicara BJP, Nupur Sharma di sebuah debat yang disiarkan di televisi pada 26 Mei lalu. Sharma dianggap telah menghina Nabi Muhammad karena menikahi Aisyah yang masih di bawah umur. Ia juga menyebut Islam menganut teori bumi datar. Ferry berpendapat, pernyataan Sharma sangat jelas telah dilandasi sikap Islamofobia. "Pernyataan Sharma, yang antara lain mengolok-olok ajaran Islam seputar makhluk buraq... adalah penghinaan yang keji dari partai yang saat ini berkuasa di India," ujar Ferry. Komentar Sharma tersebut, lanjut Ferry, bukan hanya menunjukkan kebencian pribadi, melainkan mencerminkan BJP yang merupakan partai digawangi oleh Perdana Menteri Narendra Modi. Sejak menjabat, pemerintahan BJP kerap dikaitkan dengan berbagai kebijakan yang dinilai mendiskriminasi Islam. "Dunia sudah sadar bahwa Islamofobia adalah sikap barbar, banyak orang di India masih memegang erat sikap anti peradaban itu,” ucap Ferry.    Dengan situasi ini, Ferry mendesak pemerintah Indonesia untuk memberikan kutukan terhadap BJP, serta meminta pemerintah India untuk meminta maaf kepada umat Muslim di seluruh dunia. “Seharusnya pemerintah India sadar, karena BJP adalah partai pemerintah saat ini, apa yang dilakukan BJP mau tak mau menjadi cerminan sikap pemerintah India," pungkasnya. Sementara itu, sejumlah negara seperti Arab Saudi, Qatar, Kuwait, hingga Iran dan Pakistan sudah menyampaikan kecaman terhadap pemerintah India.  (rmol.id)

Tags :
Kategori :

Terkait