Roda Wings Air Masuk Got, 68 Penumpang Teriak Histeris, Kru Panik

BADUNG – Pesawat udara Wing Air IW-1963 mengalami insiden. Roda belakang pesawat masuk got lantaran terperosok saat melintas di penutup besi gorong-gorong. Kejadian berlangsung di deket Taxy Way Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bandara I Gusti Ngurah Rai, Selasa (31/5) sekitar pukul 14.25. Diduga sang pilot Agus Arianto kurang hati-hari sehingga keluar dari jalur taxy in. Informasi yang dihimpun radarbali.id, pesawat Wings Air IW-1963 Rute Lombok Praya-Denpasar yang ditumpangi 68 orang itu landing di Bandara I Guati Ngurah Rai R/W use 09, sekitar pukul 14.21 Wita. Selanjutnya taxy in menuju parking stand A-41. Saat pesawat taxy in mengarah parking stand A-41, roda belakang sebelah kanan dan kiri terperosok ke dalam penutup besi gorong-gorong didepan parking stand A-46. “Diduga kurang hati-hati sehingga keluar jalur taxy in. Kejadian itu sekitar pukul 14.25. Hal tersebur membuat para penumpang sekejap teriak histeris dan para kru pun panik,” beber sumber petugas di Polres Bandara Ngurah Rai, Selasa (31/5). Dikatakan sumber yang meminta namanya diwanti-wanti enggan diberitakan ini, para penumpang pesawat mengaku terkejut ketakutan dan sontak berteriak. Selanjutnya, ARFF Bandara I Gusti Ngurah Rai mempersiapkan tim dan fasilitas salvage (keselamatan penerbangan). Lalu diputuskan untuk penanganan selanjutnya oleh Angkasa Pura 1 dengan menggunakan salvage. Tim dan fasilitas salvage menuju ke lokasi kejadian  di taxy way dan melakukan evakuasi. Proses evakuasi diperkirakan hingga beberapa jam kemudian, sementara masih proses penyiapan alat dan teknis evakuasi. “Dengan adanya kejadian tersebut Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai untuk operasional penerbangan masih berjalan dengan normal,” tutup sumber ini. Terkait Incident pesawat Wing Air IW-1963 Terperosok di lubang got karena penutup besi gorong-gorong dekat taxy way Bandara I Gusti Ngurah Rai jebol, Kapolres Bandara AKBP Ida Ayu Wikarniti irit bicara. Tidak membantah dan tidak mengiakan. “Nanti Angkasa Pura rilis,” kata Ida Ayu Wikarniti. (dre)