Babi yang diternak warga. foto Sugeng SANGGAU – Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Bunnak) Sanggau, Syafriansah membenarkan matinya puluhan ribu babi di Kabupaten Sanggau. Kematian hewan tersebut terjadi sejak September 2021 lalu. “Kalau jumlah pasti ternak babi yang diserang African Swine Fever (ASF) atau virus Flu Babi ini kami belum tahu pasti, tapi berdasarkan data sampel yang kami kirim ke laboratorium Bivet Banjar Baru dari Tiga Kecamatan yakni Kecamatan Sekayam, Noyan dan Entikong, semuanya positif ASF atau flu babi,” ujarnya, Rabu (2/3) sore. Sejak kasus flu babi terjadi pada bulan September 2021 lalu, ribuan ternak babi mati mendadak. Populasi ternak babi terus menurun. Semula 34.594 ekor, kini hanya tersisa 10.378 ekor. Hal itu dikarenakan 24.216 ekor babi mati mendadak. “Ini data September 2021 hingga Januari 2022. Yang jelas secara ekonomi peternak kita mengalami kerugian cukup besar,” katanya. Atas kondisi tersebut, Dinas Perkebunan dan Peternakan Sanggau telah melakukan berbagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus. Pertama, dengan membuat surat imbauan Bupati ke para Camat. Kedua, mensosialisasikan tentang penyakit ASF kepada masyarakat. Ketiga, penyemprotan disinfektan pada kandang ternak babi sebagai biosecurity dan ke empat melakukan vaksinasi serum ASF sebanyak 1.600 dosis. Per ekor harus diulang vaksinnya 3 kali per 10 hari. (sgg/pontianak post.jp)
24 Ribu Babi di Sanggau Mati Mendadak
Senin 20-11-2023,16:23 WIB
Editor : Admin 07
Kategori :